1. Pengertian
Model Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching)
Kata Quantum sendiri berarti interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada
siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Quantum
Teaching merupakan pengubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan,
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Quantum Teaching berfokus
pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan
landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum Teaching adalah orkestrasi
bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan sekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi lebih baik yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri
dan orang lain (De Porter, 2005: 5).
Model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dibedakan menjadi dua kategori yaitu konteks dan
isi. Kategori konteks meliputi:
1)
Lingkungan yang mendukung
2)
Suasana yang memberdayakan
3)
landasan yang kukuh, dan
4)
Rancangan belajar yang dinamis.
Sedangkan
dalam kategori isi meliputi :
1) Penyajian
yang prima
2) Fasilitas
yang luwes
3) Keterampilan
belajar untuk belajar, dan
4) Keterampilan
hidup.
Tujuan dari pembelajaran
kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.
1.
Menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
2.
Menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
3.
Menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan
oleh otak.
4.
Membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir.
5.
Membantu mempercepat dalam pembelajaran
Model Pembelajaran Quantum
berusaha menggabungkan peningkatan multi sensori dan multi kecerdasan dengan
otak yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan siswa untuk berprestasi. Quantum
dikondisikan
ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental.
Dengan mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa, Para pelajar diharapkan
mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa model quantum teaching merupakan suatu perencanaan
pembelajaran terarah yang membuat nuansa belajar menyenangkan dengan memadukan
unsur seni, sehingga menimbulkan interaksi pembelajaran yang dinamis untuk
menciptakan prestasi belajar yang tinggi.
2. Karakteristik
Model Quantum Teaching
Pembelajaran kuantum atau quantum teaching memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan
dan menguatkan sosoknya. Menurut Hamdayama (2013: 71) beberapa karakteristik
umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum atau quantum teaching
sebagai berikut:
a.
Model quantum teaching berpangkal pada
psikologi kognitif, bukan fisika kuantum.
b. Model quantum teaching lebih bersifat
humanistis, bukan positivistis-empiris, hewanistis, dan nativistis.
c. Model quantum teaching lebih bersifat
konstruktivistis, bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan
naturasionistis.
d. Model quantum teaching berupaya
memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor
potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental)
sebagai konteks pembelajaran.
e.
Model quantum teaching memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi
makna.
f.
Model quantum teaching sangat menekankan
pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
g. Model quantum teaching menekankan
kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau
keadaan yang dibuat-buat.
h.
Model quantum teaching menekankan
kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
i.
Model quantum teaching memadukan konteks
dan isi pembelajaran.
j.
Model quantum teaching memusatkan
perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup,
prestasi fisikal atau material.
3. Prinsip-prinsip
Model Quantum Teaching
Pembelajaran Quantum Teaching memiliki
prinsip-prinsip yang perlu diterapkan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Prinsip-prinsip ini adalah :
a.
Segalanya berbicara
Segalanya
yang berada dilingkungan memberikan makna tentang belajar. Bahasa tubuh yang
ada pada seseorang sesungguhnya mengirimi pesan tentang belajar.
b.
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan,
semuanya mempunyai tujuan.
c.
Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya
rangsangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu,
proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka pelajari.
d.
Akui setiap usaha
Pada saat siswa mengambil langkah mereka
patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e.
Jika layak dipelajari layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai
kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dalam belajar.
Penerapan model quantum teaching dalam proses
pembelajaran memiliki prinsip-prinsip yang komprehensif. Prinsp-prinsip
tersebut mencakup merancang segala aspek lingkungan kelas maupun sekolah
menjadi sumber belajar siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa,
memberikan pengalaman terlebih dahulu, sehingga mampu menanamkan konsep
terhadap materi pembelajaran, memberikan penghargaan terhadap usaha siswa, dan
memberikan umpan balik positif yang dapat mendorong semangat belajar siswa.
4. Langkah-langkah
Model Quantum Teaching
Quantum teaching bersandar pada suatu konsep yang
berbunyi bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia
siswa. Inilah asas utama alasan dasar dibalik segala strategi, model, dan
keyakinan quantum teaching. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka quantum
teaching, setiap interaksi dengan siswa, rancangan kurikulum, dan metode
instruksional dibangun berdasarkan asas utama.
Asas utama model quantum teaching mengingatkan
pentingnya memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama. Tindakan ini akan
memberikan peluang atau izin pada guru untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan
kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara mengaitkan apa yang diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau
perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,
rekreasi, dan akademis siswa. Setelah kaitan itu terbentuk, siswa dapat dibawa
ke dunia guru dan memberi siswa pemahaman tentang isi pembelajaran. Pada tahap
ini, rincian belajar dijabarkan (De Poter, 2005: 6-7).
Berdasarkan asas utama tersebut, tercipta rancangan
langkah-langkah model quantum teaching dikenal dengan singkatan TANDUR yang
merupakan kepanjangan dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan
rayakan. Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang
melandasi model quantum teaching (De Poter, 2005: 9).
a. Tumbuhkan
Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep
operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan usaha
menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan
kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.
Secara umum konsep tumbuhkan adalah
sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa
tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut
tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru
seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang
positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan
yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu.
b. Alami
Tahap ini
jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan
inti. Konsep “alami” mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus
memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa
sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
Pada konsep
alami guru memberikan cara terbaik agar siswa memahami informasi, memberikan
permainan atau kegiatan yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki,
sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengetahuan yang melekat.
c. Namai
Konsep ini
berada pada kegiatan inti, yang “namai” mengandung maksud bahwa penamaan
memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan
dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan
strategi belajar. Pertanyaan yang dapat memandu guru dalam memahami konsep
“namai” yaitu perbedaan yang perlu dibuat dalam belajar, apa yang harus guru
tambahkan pada pengertian siswa, strategi kiat jitu, alat berpikir yang
digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan.
d.
Demonstrasikan
Tahap ini
masih pada kegiatan inti, pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk
menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Strategi yang
dapat digunakan adalah mempraktekkan, melakukan percobaan, menyusun laporan,
menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara
harmonis, dan lain-lain.
e. Ulangi
Tahap ini
jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup.
Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku
tahu bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan.
Guru memberikan ulangan tentang apa yang sudah dipelajari, strategi untuk
mengimplementasikan yaitu bisa dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu
ini” hal ini merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru
kepada orang lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan pertanyaan
post tes.
f. Rayakan
Tahap ini
dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa puas, untuk
menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa
kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut. Panduan pertanyaan
dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara yang paling
sesuai untuk merayakannya, bagaimana dapat mengakui setiap orang atas prestasi
mereka. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama,
pesta kelas,
memberikan reward berupa tepukan.
5.
Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum
Teaching
Model Quantum Teaching memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagaimana berikut: Menurut Sunandar (2012) menyatakan kelebihan
dan kekurangan model Quantum Teaching sebagai berikut:
a. Kelebihan Quantum Teaching.
1.
Selalu berpusat pada apa yang masuk akal
bagi siswa.
2. Menumbuhkan
dan menimbulkan antusiasme siswa.
3. Adanya
kerjasama.
4. Menawarkan
ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak dipahami siswa.
5. Menciptakan
tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri.
6. Belajar
terasa menyenangkan.
7. Ketenangan
psikologi.
8.
Adanya
kebebasan dalam berekspresi.
b. Kekurangan Quantum Teaching
1.
Memerlukan persiapan yang matang bagi
guru dan lingkungan yang mendukung.
2.
Memerlukan fasilitas yang memadai.
3.
Model ini banyak dilakukan di luar
negeri sehingga kurang beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia.
4.
Kurang dapat mengontrol siswa.
Sekian
pembahasan tentang efektifitas model pembelajaran quantum dalam
pembelajaran sains pada bacaan diatas penulis hanya menjelaskan tentang konsep
pembelajaran kuantum sehingga untuk itu penulis ingin berdiskusi dengan pembaca
tentang :
1. Salah satu konteks dalam model pembelajaran Quantum,
yaitu lingkungan yang mendukung. Menurut pembaca lingkungan yang mendukung
bagaimana yang diperlukan pada model pembelajaran ini?
2.
Apakah model pembelajaran Quantum ini efektif untuk
diterapkan pada kurikulum 2013? Berikan alasan saudara.
3. Apakah yang menjadi kendala atau kesulitan yang
mungkin dihadapi oleh seorang guru ketika menerapkan model pembelajaran Quantum
dimana model ini kurang beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia?
mencoba menanggapi pertanyaan nomor 3 Apakah yang menjadi kendala atau kesulitan yang mungkin dihadapi oleh seorang guru ketika menerapkan model pembelajaran Quantum dimana model ini kurang beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia?
BalasHapusadapun beberapa kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh seoarang guru yaitu karter siswa, bahwa masinhg-masing orang memiliki karakter tersendiri. sikap dan perilaku, sikap dan perilakulah yang paling mempengaruhi budaya siswa di sekolah. minat dan bakat, penyaluran minat dan bakat siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. daya serap siswa, tingkat daya serap siswa yang rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru dan alokasi waktu belajar. kurangnya kedisiplinan siswa, mengajar di kelas ynag siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih
menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah.
Menanggapi pertanyaan nomor2. Apakah model pembelajaran Quantum ini efektif untuk diterapkan pada kurikulum 2013? Berikan alasan saudara.
BalasHapusEfektif. Model Pembelajaran quantum ini bisa dikatakan sebagai pelopor pembelajaran berpusat ke siswa (Student Centered), sebagaimana yang diterapkan dalam K13.Mungkin karena tidak ada dukungan intensif dari pemerintah (misalnya pelatihan), model ini tidak digunakan secara masif dalam K13. Model ini justru diadopsi oleh lembaga pendidikan non formal sejak beberapa tahun yang lalu,.
assalamualaikum wr.wb
BalasHapussaya mencoba menanggapi pertanyaan yang no 3.
Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung, Memerlukan fasilitas yang memadai, Kurang dapat mengontrol siswa.
kesulitan yang dihadapi guru yaitu memahami karakter setiap siswa yang berbeda-beda, sikap dan perilaku, siswa terlalu pasif, kurang nya disiplin siswa.
mungkin jika guru ingin menggunakan model ini harus benar-benar bisa menciptkan pembelajaran yang menyenangkan.
terima kasih
No 1. Menurut DePorter (2000:66). Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang dapat memacu atau menghambat belajar. Lingkungan kelas yang hangat, nyaman, rapi, bersih, dan suasana yang penuh keakraban tentunya dapat memacu semangat siswa untuk belajar akan tetapi lingkungan kelas yang sunyi, suram, dan tidak tertata tentunya dapat menghambat kegiatan belajar siswa.
BalasHapusSalam
Agung Laksono
Saya akan menanggapi pertanyaan no 1. Menurut pembaca lingkungan yang mendukung bagaimana yang diperlukan pada model pembelajaran ini? Lingkungan belajar yang mendukung dalam pembelajaran kuantum terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi. Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya, sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.
BalasHapussaya akan mencoba menanggapi pertanyaan no 1.
BalasHapusmenurut saya lingkungan yang mendukung adalah tempat siswa melakukan proses atau aktivitas belajar, misalnya penataan ruang kelas,bisa kursi atau meja (dalam kelompok) dan juga menciptakan kondisi belajar yang nyaman serta suasana yg menyenangkan sehingga menciptakan semangat belajar siswa.terimakasih ^_^
menanggapi soal no 1.
BalasHapusSalah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.
Pengkondisian Kelas Agar Kondusif
1. Suasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual.
Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.
2. Guru mengukur keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan.
Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Pertanyaannya begini “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “ atau “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.
3. Memaksimalkan 5 menit terakhir yang menentukan
Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.
Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.
4. Membiasakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul.
Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis yang baik dan sopan di kelas kita.
5. Mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.
Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkadang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar.
Dengan demikian sebagai guru harus tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin (confused).
saya akan menanggapi pertanyaaan sdri.Della mengenai "Apakah yang menjadi kendala atau kesulitan yang mungkin dihadapi oleh seorang guru ketika menerapkan model pembelajaran Quantum dimana model ini kurang beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia?"
BalasHapus-menurut saya, kendala yang dihadapi guru khususnya guru Indonesia dalam menerapkan model ini adalah keprofesionalan guru itu sendiri dimana didalam model ini guru dituntut untuk sabar dan penuh dengan persiapan yang matang serta kebanyakan sekolah di Indonesia belum memadai dalam sarana dan prasarana.
terima kasih.
assalamualaikum wr wb
BalasHapusmenanggapi pertanyaan kedua Apakah model pembelajaran Quantum ini efektif untuk diterapkan pada kurikulum 2013? Berikan alasan saudara.
Efektif.... setau saya model ini sudah sangat lama digunakan bahkan sebelum adanya model seperti problem, proyek dll. model ini menurut saya salah satu pelopor dari pengembangan kurikulum abad 21 yang berpusat pada siswa. namun kurikulum ini tidak termasuk kedalam beberapa kurikulum yang dianjurkan pemerintah untuk K13, mungkin karena mempertimbangkan beberapa kekurangan yang dapat digantikan oleh model lainnya atau model ini agak sulit dipahami oleh guru. terimakasih..
Pertanyaan no 1. Pembelajaran quantum learning adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Karakteristik dalam model pembelajaran quatum learning yaitu penataan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta menggunakan iringan musik yang disesuaikan dengan suasana hati serta menggunakan berbagai jenis musik merupakan kunci menuju quantum learning seperti musik pop, dangdut, klasik, jazz dan lain – lain
BalasHapusMenjawab pertanyaan 1. Salah satu konteks dalam model pembelajaran Quantum, yaitu lingkungan yang mendukung. Menurut pembaca lingkungan yang mendukung bagaimana yang diperlukan pada model pembelajaran ini?
BalasHapusLingkungan belajar dalam pembelajaran kuantum terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi. Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya, sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.
terima kasih. menjawab nmor 2, Apakah model pembelajaran Quantum ini efektif untuk diterapkan pada kurikulum 2013? Berikan alasan saudara.
BalasHapusmenurut saya kurikulum 2013 marupakan wadah pendidikan sedangkan model merupakan isinya jadi model quantum bisa saya digunakan di kurikulum 2013 maupun mdel" lainnya dengan situasi dan kondisi belajar yang sesuai. sehingga guru dituntuk kreatif.
Kelemahan/kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran quantum:
BalasHapus1. Membutuhkan pengalaman yang nyata
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam
belajar
3. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa
Assalamualaikum wr.wb menurut pendapat saya lingkungan yang mendukung adalah lingkungan belajar yang nyaman dan adanya interaksi antara guru dan siswa sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan
BalasHapusmenanggapi pertanyaan nomor 1. lingkungan yang mendukung disisni adalah lingkungan yang bisa membuat siswa nyaman dalam belajar baik itu dari dsegi sussana maupun sarana dan prassarananya, dal untuk QT lingkungan dengan suasna yang nyaman sangat dibutuhkan dalam proses pembelajran
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab petanyaan no 1 yaitu Salah satu konteks dalam model pembelajaran Quantum, yaitu lingkungan yang mendukung. Menurut pembaca lingkungan yang mendukung bagaimana yang diperlukan pada model pembelajaran ini? Menurut saya lingkungan yang mendukung adalah lingkungan yang kondusif mebuat siswa senang dalam belajar dan dapat mengaitkan nya dalam pembelajaran yang sedang berlangsung sehinnga tujuan belajar dalam teercapai
BalasHapus